Breaking News

Palestina : Perempuan Sosialis


(Laela khaled)
Oleh. Cinta G

sumber Foto: Google doc.

‘Gadis Pembajak’ adalah sapaan akrab Laela khaled. Nama laela  tidak asing lagi bagi masyarakat di timur tengah, khususnya palestina. Di palestina bahkan gambar wajah Laela dijadikan sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan rakyat palestina.
29 Agustus 1969 merupakan hari dimana laela menantang dunia dengan membajak pesawat TWA Flight 840 dari Roma menuju Tel Aviv melalui athena. Pesawat dengan rute roma athena , dipaksa harus mendarat di damaskus melalui haifa atas permintaan laela dan kamradenya Salim Issawi. Dari Peristiwa inilah nama laela menjadi populer dikalangan masyarakat dunia, khususnya di benua eropa hingga ke benua amerika.
Masyarakat mengenal laela dengan berbagai bentuk untuk dideskripsikan, mereka mengatakan dia adalah gadis pemberani bahkan ada yang mengatakan bahwa laela adalah gadis penakut.
Tapi laela adalah pejuang pembebasan kemerdekaan Tanah Airnya, bukan pemain film atau sinetron yang memerlukan fans untuk melakukan akting berikutnya. Ia tak menghiraukan semua hinaan maupun pujian terhadapnya.
Hal terpenting dari aksinya ialah Ia mau memberitahu kepada semua orang di dunia bahwa , rakyat palestina hari ini, sedang menderita dan sengsara di bawah sistem-sistem yang mengisap dan menindas kehidupan mereka.
mereka harus meninggalkan tanah air mereka dan tinggal di camp-camp pengungsian , menhadapi pemerkosaan , pembantaian manusia , tanpa diketahui masyarakat dunia.
Ia ingin semua orang mau turut merasakan apa yang ia rasakan ± 25 tahun sampai ia harus membajak pesawat.

Laela Khaled : Gadis Pemberani dari Haifa
9 April 1944 pertama kalinya laela menyapa dunia di pelabuhan Haifa.
Keluarganya adalah bagian dari kelas menengah bawah yang hidup berkecukupan. Pada masa kini , Haifa sering dipamerkan oleh israel bagi pemirsa di dunia barat sebagai citra jerih payah negara itu membangun negara yang multi-etnik , sebuah model bagaimana orang arab dan yahudi bisa hidup berdampingan . Sebagaimana kota-kota lainnya di palestina. Haifa memiliki sejarah panjang bagaimana komunitas-komunitas muslim, kristen dan yahudi hidup berdampingan dalam hubungan yang cukup harmonis. Kendati di satu sisi haifa menjadi rumah bagi semaraknya kehidupan kebudayaan palestina dan yahudi , tapi di sisi lain, orang palestina yang tinggal disana juga mengalami diskriminasi sosial-ekonomi dan marginalisasi politik sebagaimana semua orang “Arab-Israel” lainnya. [1]
Dulu pada tahun 1854 , hanya ada komunitas kecil orang yahudi di haifa (Jumlahnya hanya 32 orang dari keseluruhan penduduk sebanyak 2.012 orang), sementara ada 1200 orang muslim , dan selebihnya , kristen-terutama dari aliran ortodoks yang turum temurun di anut oleh orang-orang kristen palestina , tetapi ada juga sejumlah kecil yang beragama khatolik dan protestan [2].
Pada 1911 , mayoritas penduduk haifa masih “dominan arab,” tetapi beberapa permukiman Yahudi mulai tumbuh di area itu pada awal 1920-an, sebagian dibangun dengan sokongan dana Jewish National Fund dan organisasi-organisasi Zionis amerika.[3]
Selama revolusi arab (1936 -1939) melawan otoritas mandat britanis dan imigrasi Zionis , hubungan penduduk palestina dan pemukiman Yahudi di haifa semakin memburuk : pada july 1938 dua bom teroris yahudi meledak dan menewaskan lebih dari 60 orang palestina , sementara beberapa orang arab yang menjadi pegawai-pegawai perusahaan Yahudi beserta beberapa orang Yahudi cedera atau tewas oleh serangan dari pihak palestina.[4]
Dari kota kecil yang berpenduduk sekitar 2000 jiwa pada 1850-an , Haifa berkembang menjadi kota besar . otoritasnya mandat britania memilih mengembangkan kota ini daripada kota pelabuhan kuno akka . Di haifahlah terdapat ujung akhir saluran pipa minyak dari Irak yang akan diekspor ke eropa , begitu pula cabang rek kereta pi hejaz yang menghubungkan dengan damaskus.[5]
Sebagai sentra urban yang makmur , Haifa menarik banyak imigran Yahudi pada tahun 1930-an, juga sejumlah besar kelas menengah palestina yang kelak sebagai pengungsi turut berperan membangun kota seperti aman menjadi pusat budaya dan ekonomi di timur tengah.[6]
Namun pada 1946 , permusuhan antara pemukiman Yahudi baru di Palestina dengan penduduk palestina mulai kental terasa di Haifa. Pada tahun itu, Palmach , sebuah organisasi bawah tanah misili Yahudi , menyerang langsiran kereta di Haifa . otoritas mandat britania membalas keras dengan penahanan 3000 aktivis Zionis di seluruh palestina.[7]
Pada akhir 1947 Irgun pasukan bersenjata zionis lainnya mulai menyerang kampung –kampung Arab di sekitar Haifa yang segera dibalas oleh orang Arab dengan menyerang pemukiman Yahudi[8]
Penduduk palestina khawatir akan banyaknya pemukiman Yahudi di kawasan tersebut ; ,mereka merasa terpisahkan dari kota-kota Arab lainnya dan terkurung oleh lingkaran pemukiman Yahudi dan kibbutzim yang kian membesar.[9]
Setelah mendengar berita tentang kekerasan yang terjadi di seantero palestina termasuk pembantaian di Dier Yassin Pada tanggal 9 April 1948  –saat itu adalah hadiah ulang tahun yang selalu diingat dalam alam bawah sadarnya.
hadiah ulang tahun yang ke empat tahun harus merasa ketakutan , kegundaan akan bahaya kematiannya dan keluarganyanya. Akhirnya,  keluarganya memutuskan untuk mengungsi pada 13 april 1948 , ke tirus ,Lebanon.
Lebanon merupakan tempat rekreasi keluarga leila ketika liburan tiba, namun kali ini bukan karna liburan , tapi karena keadaan teror.
Leila dan keluarga tinggal bersama pamannya di tirus. Disana laela mengaku bahwa ia kesulitan untuk mendapatkan kenyamanan kala ia di haifa. Hal-hal inilah yang menjadi faktor internal leila untuk melakukan resistensi. Laela juga terlibat dalam perjuangan ketika usianya masih sangat muda(10 tahun), seperti berdemo bersama. Sikap-sikap resistense ini terus berlanjut hingga ia berjumpa dan bergabung dengan Popular Front Liberation of Palestina (PFLP). Laela bersedia mengikuti pelatihan militer serta menjadi anggota yang baik, hingga tugas pertamanya membajak pesawat berhasil dilakukan dan menjadi perbincangan di dunia internasional.
Orasi Politik laela khaled
Proses pembajakan pesawat I dilakukan tanpa cela, laela dan kamradenya melakukan atraksi mereka tanpa dicurigai bahkan diikuti oleh kru pesawat.
Laila dan kamrednya berhasil membuat pilot mengganti rute penerbangannya.
Laila memaksa pilot membalikkan rute penerbangan dan melewati haifa, tempat kelahiran laila.
Saat melewati haifa , laela merinding , dituturkan oleh salah seorang pilot saat jumpa pers, pasca pembajakan. Laela merinding karena ia tiba-tiba teringat akan tempat kelahirannya, teringat akan manisnya buah anggur di haifa , kebunnya sendiri.
Namun, semua tinggal kenangan . Laela hanya bisa mengingat tentang manisnya keadaan tersebut. Tiba-tiba dalam beberapa menit mengingat semuanya , laela pun sadar bahwa ia sedang melakukan pembajakan ia selanjutnya meminta kamradenya untuk berganti posisi. Posisi pun berganti, laela berdiri dengan tegak depan lorong dari ruang pilot menuju ruang penumpang, laela menatap seluruh mata para penumpang yang sedang ketakutan, ia berkata-kata dengan lantang tanpa gentar, ia bercerita tentang apa yang dialami rakyat palestina saat ini.
Hari ini ada banyak anak yang mati karena ia seorang palestina, ada lebih dari sepuluh perempuan yang diperkosa karena dia orang palestina, banyak laki-laki ditembak mati karena dia seorang palestina.kaum laela tidak layak hidup sebagai manusia seutuhnya , kaum laela hanya dapat hidup bila mereka menyerahkan hidupnya untuk kepentingan imprialisme.
Untuk kedua kalinya laela menatap semua penumpang , ia berkata-kata dengan nada yang lebih tinggi. Ia menjelaskan tentang sikap acuhnya dunia tentang keadaan palsetina saat ini. laela tidak ingin menyakiti siapapun , laela hanya ingin memberitakan ke dunia bahwa , palestina darurat Hak Asasi Manusia. Dalam pembicaraan ini laela menceritakan bahwa , kekerasan yang dialami rakyat palestina bukanlah kesalahan orang israel tapi ada sistim yang dibangun untuk mengeksploitasi Tanah dan manusia palestina.
Sistem yang dibentuk tersebut yang menyebabkan kehidupan manusia timpang. Maka ada kaum penindas ada pula kaum tertindas.
Maka, laela mengajak setiap orang yang mendengar dan menyadari setiap pernyataannya untuk menyadari dan minimal dapat mencari tau tentang keadaan palestina saat ini. Namun ada hal yang membuat mereka terkagum-kagum bahkan beberapa dari penumpangnya yang terharu. Tak sedikit juga yang mengabaikan bahkan merasa usaha laela adalah salah satu bentuk teror.
Namun , itu sama sekali tidak mengurungkan niat laela untuk terus, menjelaskan tentang keadaannya saat ini. Banyak orang yang tidak peduli karena menurut beberapa orang , streotipe atau prasangka terhadap orang palestina/timur tengah sangat kuat, yang mana digambarkan bahwa orang-orang timur tengah di streotipekan bodoh, lemah, teroris , bahkan untuk kaum perempuannya sebatas sebagai pelengkap kaum laki-laki. Dan ketimpangan itu dilakukan atas nama budaya dan agama dan ajaran-ajaran lainnya.
Indikasi orang melakukan rasial terhadap laela karena ada hegemoni kapitalisme yang memanfaatkan rasisme sebagai alat untuk merendahkan kaum atau bangsa lain untuk kepentingan tenaga kerja atau mengambil alih sumber daya alamnya.
Hal ini di dukung dengan adanya hegemoni yang tersebar untuk melakukan pembedaan atau diskriminasi berdasarkan warna kulit, atau agama atau bentuk fisik lainnya.
Bahkan di beberapa tempat dilakukan penelitian- penelitian yang mampu mengkonstruksi pikiran manusia untuk saling menindas.
Kerugian rasisme ini juga adalah memecahkan persatuan rakyat, namun laela tidak lupa tentang keadaan rasisme ini, maka dalam orasi politiknya di pesawat TWA Flight 840 dari Roma menuju Tel Aviv melalui athena.
laela juga sempat menyinggung keadaan bahwa ada kesenjangan yang terjadi sehingga termaginilisasi rakyat palestinadi tanahnya sendiri. Bahkan dalam beberapa menit selama di dalam pesawat , beberapa penumpang yang menjadi sandraan laela khaled dapat merasakan, betapa besarnya keberanian seorang palestina dalam melawan sistem yang terbentuk di masyarakat. Bagaimana melawan keadaan tersingkir sehingga mampu membuat hal heroik untuk rakyatnya, membuat sesuatu yang menggetarkan dunia sehingga mampu membuat lebih dari 50 media di seluruh dunia datang untuk langsung mewawancarai laela.
bahkan Keadaan rasisme yang membentuk streotipe itu justru menjadi peluang strategi laela dalam menjalankan pembajakan, sehingga memberitakan kabar sebenarnya dari palestine. Pembebasan Nasional Palestine akan semakin mudah terjadi bila pembebasan nasional dibarengi dengan pembebasan kaum-kaum yang tertindas.
 .
'Saya disini bukan mewakili perempuan palestina tapi saya mewakili rakyat palestina' Gertakan laela saat diwawancarai setelah aksi heroiknya.
.
Laela bukan melawan karena ia seorang perempuan tapi karena ia adalah bagian dari rakyat palestina.
untuk perjuangan pembebasan Nasional , semua orang bukan dipandang karena status /kelas sosial di masyarakat namun sampai mana ia berjuang untuk tanah airnya.
Sosialis.



[1] Sarah Irving, Leila khaled : kisah Pejuang perempuan Palestina, diterjemahakan oleh pradewi tri chatami (serpong :Marjin kiri, 2012) hlm 14
[2] Mary Eliza roger , Domestic life in palestine (london : kagen Paul,1989[1862]) hlm. 85
[3] Martin Gilbert, Israel : A History (london: Doubleday 1998), Hal. 22 ,50,54
[4] Ibid, Hal 61
[5] Ibid ., Hlm 94
[6] Albert Hourani, A history of the arab people (london : faber & faber 1991) hlm 321-322
[7] Ibid., hlm 324, 384 : dan benny morris (ed) , Making Israel (Ann Arbor : university of Michigan Press,2007)hlm 21
[8] Gilbert, Israel : A history , Hlm 132
[9] Ibid., Hlm 158 , 162

Tidak ada komentar