Breaking News

‘SAYA PEREMPUAN… PAPUA’

PUISI
Penindasan Perempuan Papua


Oleh
Kolektive AMP komite kota se-jateng tahun 2018


                                                                                 Dok. AMP 2015
Tahun 1943 - 1960

Saya Perempuan …
Saya Yohana Rumbewas tinggal di pulau Numfor, pada tahun 1943, saya berani menghancurkan tempat berlabuh Fasis jepang di kampung saya, Baruki.

Saya perempuan … 
Angganita manufandu yang memimpin tiga kampung berperang untuk mengusir Fasis Jepang, karena mereka dengan kejam membunuh suku kami secara brutal

Saya adalah perempuan-perempuan… 
yang mati karena kekerasan demi kepentingan politik-ekonomi

 Tahun 1961-2000
Setelah 18 desember 1961, TRI KOMANDO Rakyat,
saya Perempuan...
selalu menerima kekerasan fisik, mental, dan seksual… 

Saya perempuan…
yang diperkosa tiga kali seminggu oleh militer Indonesia

Saya perempuan…
yang kehidupannya hanya bergantung pada moncong senjata

Saya perempuan …
yang mati karena dibakar hidup-hidup

Saya perempuan …
dari 10 perempuan di dunia, yang setiap hari, mati karena dipukuli

Saya perempuan … 
yang rela ditukar dengan sebongkah piring makan

Saya perempuan…
 yang dipukuli militer Indonesia karena mengusir, Freeport

Saya perempuan…
yang diludahi, dihina, dicaci-maki, bahkan dipenjara, hanya karna mempertahankan tanah kebun saya

Saya perempuan…
ditembaki berkali-kali di Rahim ini, saat saya, hampir memberikan kehidupan baru di dunia

Saya perempuan…
saya satu diantara 5 perempuan yang dihamili dan ditinggalkan oleh militer

Saya perempuan dan masih menjadi perempuan papua yang membayangkan kebebasan dari dalam jendela.

2001-2018
Saya perempuan …
saya korban, korban, kejahatan kerakusan pemangku kepentingan, kepentingan untuk mengyingkirkan saya dari tanah saya

Saya perempuan …
yang harus berjualan panas –panasan di pasar, dipinggir jalan, serta ditempat yang tidak layak.

Saya perempuan...
yang dipaksakan untuk menggunakan program Keluarga berencana, bahkan beberapa setelah itu saya meninggal

Saya perempuan…
dipukuli, saat menjalin hubungan personal karena faktor kecemburuan

Saya perempuan …
yang disangka memancing hasrat laki-laki, karena ekspresi saya

Saya perempuan …
saya dijadikan korban modus dalam kekerasan seksual

Saya perempuan…
yang terhanyut dalam kekerasan budaya

Saya perempuan … 
yang tidak bisa dipandang sama dalam dunia politik, dan sosial

Saya perempuan… 
tidak punya keadilan di mata hukum Negara ini

Saya perempuan …
yang harus mengetahui pekerjaan domestik dibanding Pengetahuan lainnya

Saya perempuan ….
Yang dihargai ketika saya bisa menjadi pekerja rumah tangga di dapur

Saya perempuan …
yang dihargai hanya dengan upacara maskawin dan melayani suami dan keluarganya

Saya perempuan … 
dan sampai sekarang masih sering dipanggil perempuan…
Saya Tidak Boleh memimpin revolusi, begitu kata seorang kawan!


1 komentar: