Perempuan Papua Dalam Pagar : Patriarki & Kapitalis
Bagian II
Oleh. Cinta G
“Menerima ketertindasan bukan untuk diam, tapi untuk dilawan. Karena mengembalikan hak dasar perempuan Papua bukan tentang makan minum tapi ini soal Identitas!“
Perempuan papua dalam pagar ( bagian I) , menjelaskan bagaimana gambaran umum terkait
posisi perempuan papua hari ini. Posisi perempuan papua yang mengalami
diskriminasi di lingkungan hidupnya.
Pada bagian
I pun memberikan sedikit data terkait kekerasan verbal maupun budaya yang
diterimanya.
Kekerasan
verbal dan budaya seakan tersistimatis terjadi. Bukan saja sistimatis namun
kemungkinan dipelihara oleh agen-agen kapitalis(negara) , serta atributnya.
Pada bagian
II kita akan melihat bersama, metode analisis yang dapat menjelaskan , hubungan
antara perempuan papua terhadap perlawanan melawan sistim kapitalis dalam
perspektif gender.
Perbedaan Seks dan Gender
Sebelum kita
melihat lebih jauh terkait hubungan antara : perempuan papua dan kapitalis
dalam perspektif gender, sebaiknya kita mengerti terlebih dahulu, pengertian
Seks dan gender.
Seks adalah
sesuatu yang menjadi kodrat dari Pencipta, atau hal-hal biologis yang dimiliki
oleh manusia. Hal-hal biologis yang menjelaskan adanya perbedaan antara
laki-laki dan perempuan.
Perempuan
|
Laki-laki
|
Memiliki
rahim
|
Memilki
penis
|
Memiliki
vagina
|
Memiliki
testis
|
Memiliki ovarium
|
Memiliki
sel sperma
|
Memiliki
kelenjar susu
|
Memiliki
kromosom XX
|
Memiliki
kromosom XY
|
Perbedaan
antara laki-laki dan perempuan ini memang absolutnya diberikan begitu adanya,
jika ada yang berbeda maka, kemungkinan terjadi perubahan pada gen atau sengaja
mengubahnya(trans-seksual). Berbeda dengan gender, gender adalah konstruksi
sosial yang dibentuk secara langsung lingkungan.
Gender
dibagi menjadi sifat feminin dan maskulin. Dimana , orang-orang mempercayai
bahwa ada sifat-sifat tertentu yang hanya dimiliki perempuan dan sifat-sifat tertentu
yang dimilki laki-laki. Hal-hal tersebut dibentuk di dalam pikiran manusia
seakan-akan itu merupakan sebuah kodrat, seperti Feminim itu seharusnya : lembut,
bawa perasaan, kerja di dapur, kerja di kebun , jaga anak dsb, Sedangkan
maskulin itu seharusnya : kuat, pake logika, tidak boleh menangis, harus bisa
berkelahi. Padahal sifat-sifat diatas ini BUKAN KODRAT, ini hanyalah konstruksi
sosial yang telah di bangun masyarakat bertahun-tahun lamanya.
Element-element konstruksi Gender
Element-element konstruksi gender dapat dibentuk
melalui hal-hal yang tidak asing di kalangan masyarakat, seperti Budaya ,
Agama, Pemerintah dan Industri.
Seperti
bagan di bawah ini,
Dalam bagan,
ini menunjukan hubungan antara budaya, agama , pemerintah ,dan industri .
Budaya
merupakan sebuah kebiasaan yang diyakini dan atau dilakukan oleh
kelompok-kelompok tertentu, contohnya di papua ada sekitar 276 suku dengan
kebudayaannya masing-masing. Budaya yang melemahkan posisi kaum perempuan
adalah budaya yang menjelaskan bahwa laki-laki adalah pusat kepemimpinan,
Patriarki.
Disaat
budaya merupakan hal yang menjadi kesatuan dengan masyarakat papua pendekatan
lainnya ,
Agama atau kepercayaan spiritual yang turut menyentuh alam bawah sadar manusia papua hari ini, meskipun dalam budaya orang papua sudah mengenal yang namanya kepercayaan spiritual atau agama.
Agama atau kepercayaan spiritual yang turut menyentuh alam bawah sadar manusia papua hari ini, meskipun dalam budaya orang papua sudah mengenal yang namanya kepercayaan spiritual atau agama.
Melalui
pendekatan budaya dan agama akan sensitive di kalangan masyarakat, ketika kita
mencoba menjelaskan ada konstruksi sosial yang terbangun lewat dua element ini.
Konstruksi sosial itu muncul ketika ada ketimpangan peran laki-laki dan
perempuan serta penafsiran dari kedua element ini. ketika penafsiran itu
dimaknai sebagai sesuatu yang absolut maka, akan terjadi peminggiran posisi
perempuan, sebab hampir semua suku di papua memiliki sentral kepemimpinan kaum
bapak, memampukan laki-laki bisa berada di ruang publik, dan perempuan berada di ruang domestik.
Pemerintah (Negara) dalam masyarakat adat di papua, sesungguhnya
telah memiliki sistim pemerintahan masing-masing . sistem pemerintahan ini
digunakan sebagai fungsi kontrol dari kelompok-kelompok tersebut. Namun, dalam
hal ini pemerintahan yang dibangun oleh
negara, yakni Negara Indonesia . Hingga kini , negara ini belum berhasil memberikan
pemahaman terkait kesetaraan gender.
Negara ini hanya memberikan kesempatan atau peluang terkait kesetaraan gender seperti negara memberikan peluang 30 % bagi kaum perempuan untuk mendapat tempat di ruang publik (politik). Padahal ketika ruang atau kesempatan itu diberikan untuk kaum perempuan, belum tentu dikontrol oleh perempuan itu sendiri justru kesempatan itu berkaitan dengan kepentingan orang dibelakangnya.
Negara ini hanya memberikan kesempatan atau peluang terkait kesetaraan gender seperti negara memberikan peluang 30 % bagi kaum perempuan untuk mendapat tempat di ruang publik (politik). Padahal ketika ruang atau kesempatan itu diberikan untuk kaum perempuan, belum tentu dikontrol oleh perempuan itu sendiri justru kesempatan itu berkaitan dengan kepentingan orang dibelakangnya.
Indutri akan
sulit menjelaskan industri tanpa mengerti tujuan adanya industri tersebut.
Indutri akan berkaitan langsung dengan pemerintah . Indutri merupakan salah
satu mitra kerja atau atribut negara untuk meningkatkan pendapatan negara agar
terpenuhi kesejahteraan rakyat(secara konsep), melalui pajak atau sebagai tempat untuk
memproduksi suatu produk dalam jumlah banyak. Perindustrian akan masuk ke suatu
wilayah bila , melalui pemerintah sebagai agennya. Industri juga berkaitan
dengan modal sehingga terjadi aktivitas ekonomi –politik , pemodalnya
disebut kapitalis. Dimana pemerintah
memproduksi regulasi untuk melancarkan atau memudahkan industri.
Hubungan
antara keempat elemen ini adalah kepentingan yakni kekuasaan sehingga terselip
orientasi ke bidang politik, ekonomi , dan sosial.
Menjadi
berbahaya ketika ada pemegang modal atau kapitalis yang menguasai atau turut
menjadi penyumbang ide atau dana dalam mengarahkan pemikiran dari kepentingan kekuasaan saat ini.
Sebab, hal
itu akan menjadi sebuah sistim yang mengkontruksi setiap pemikiran manusia,
dalam menaggapi dan memahami penindasan dan kesejahteraan.
Sebab sistem
yang dibentuk telah masuk ke masyarakat adat papua hari ini, membuat
tergesernya penafsiran terhadap budaya maupun kepercayaannya. Begitupun jika
dibalik dengan sistem yang dibuat kapitalis mampu memproduksi agama, budaya,
pemerintah dan industri yang semaunya, sesuai kebutuhan kapitalis.
Dalam
masyarakat papua sekarang, ada loncatan peradaban dari
primitif-komunal(mengenal barter sebagai alat transaksi) menjadi kapital
(mengenal uang sebagai alat transaksi) akibat masuknya kapitalis dan agennya
(negara) melalui kekuasaan serta kepentinganya.
Sehingga
masyarakat sekarang mengalami kekerasan budaya yang terbangun di keadaan kapital
oleh sistim yang terbentuk.
Sistim
tersebut juga membuat termarginalkan atau terpinggirnya posisi masyarakat papua
hari ini.
Jika kita menatap kembali ke masyarakat papua hari ini, yang mana masih meposisikan perempuan di daerah domestik (rumah tangga), maka keadaan ini digunakan kapitalis untuk mengerok habis kekuatan dan tenaga perempuan untuk upah yang murah. Pekerjaan beratpun akan dihargai dengan upah yang murah karena ada konstruksi sosial di masyarakat hari ini.
Jika kita menatap kembali ke masyarakat papua hari ini, yang mana masih meposisikan perempuan di daerah domestik (rumah tangga), maka keadaan ini digunakan kapitalis untuk mengerok habis kekuatan dan tenaga perempuan untuk upah yang murah. Pekerjaan beratpun akan dihargai dengan upah yang murah karena ada konstruksi sosial di masyarakat hari ini.
Justru
perempuan papua mengalami hal yang berbeda yakni diskriminasi dalam lingkungan
hidupnya serta rasisme yang merajalela. Perempuan papua mengahadapi rasisme
ketika berada di ruang publik. Buah dari rasisme membuat akses perempuan papua
dalam mendapatkan pendidikan yang layak akan semakin susah. Adapula akses
kesehatan dan prasangka (stereotipe) menjadi beban yang ditanggung perempuan
papua hari ini.
Kurangnya
pendidikan yang merata bagi kaum perempuan papua membuat, perempuan susah untuk
terlibat langsung dalam perjuangan mempertahankan harga dirinya.
sedangkan Fenomena hari ini, perempuan papua berinteraksi langsung dengan anak-anak generasi papua. Padahal ketika tanah adat direbut , yang akan menjadi korbannya adalah perempuan. Sebab, hingga hari ini perempuan papua masih berkaitan langsung dengan tanahnya.
sedangkan Fenomena hari ini, perempuan papua berinteraksi langsung dengan anak-anak generasi papua. Padahal ketika tanah adat direbut , yang akan menjadi korbannya adalah perempuan. Sebab, hingga hari ini perempuan papua masih berkaitan langsung dengan tanahnya.
Perempuan
papua masih berkebun, mengolah hasil kebun untuk aktivitas makan-minum. Ketika
tanahnya dirampas atau proses pembodohan masyarakat untuk mengalihan tanah
menjadi lahan kapitalis, maka perempuanlah yang akan mengalami kekerasan
verbal, maupun budaya bahkan termaginalkan yang menyebabkan kemiskinan.
Kemiskinan dari segi eknonomi, budaya dan sosial.
Untuk
melawan hal itu , perlu ada pemahaman yang berakar tentang penafsiran dari
element-element dasar, keterlibatan perempuan dalam melawan perlu dipupuk sejak
dini.
Perempuan
melawan bukanlah melawan kaum laki-laki namun melawan sistem yang memproduksi
konstruksi sosial yang membuat masyarakat gagal paham terkait peran antara
laki-laki dan perempuan, dan atau feminim dan maskulin.
.
Sekian.
Referensi :
Fakih Mansour. 2012. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, INSISTpress : Yogyakarta
Sekian.
Referensi :
Fakih Mansour. 2012. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, INSISTpress : Yogyakarta
Tidak ada komentar