Senyum - Senyum Freeport, dan Kapitalisme
Oleh. Cinta G
Sumber : google doc.
Sumber : google doc.
salah seorang pemudi bernama Cinta,
berasal dari sebuah kampung di kabupaten Jayapura. Cinta dalah pemudi yang
berusia sekitar 20 tahun . 20 tahun lamanya dihabiskan membantu bapa dan mama
di kampungnya. Keluarga cinta hidup sederhana , namun kepala distrik Nimboran
mengkategorikan keluarganya miskin.
miskin karena pekerjaan utama mereka adalah
berkebun, lalu rumah mereka terbuat dari papan yang besarnya tidak lebih dari
120 meter persegi.
.
Mereka juga tidak memiliki TV, kipas angin ,
sofa atau apapun yang dijadikan kebutuhan primer hari ini.walaupun dalam
kategori miskin, orang tua cinta sanggup membiayainya hingga bangku Sekolah
Menengah Atas (SMA).
.
Setelah lulus SMA , Orang tua sepakat untuk
cinta melanjutkan Pendidikannya di Kota Jayapura.
.
Orang tua cinta mengimpikan cinta menjadi
seorang guru, agar nantinya bisa membimbing anak-anak di kampung tersebut.
.
Dengan keterbatasan dana, Bapanya pergi ke kota
dengan menumpang pick up yang biasa di gunakan untuk mengangkut makanan babi
menuju pusat kota.
Sesampai di Jl. sosial padang bulan, bapanya
meminta berhenti. Bapanya masih ingat bahwa ada sodaranya yang tinggal di
daerah tersebut.
sesampainya di rumah sodaranya, ia pun
menceritakan maksd dan tujuannya untuk mecari informasi terkait kuliah.
.
setelah perbincangan berakhir , bapanya kembali
dan membawa kabar gembira bahwa cinta bisa tinggal bersama keluarga bapanya di
padang bulan , sehingga cinta dapat melanjutkan kuliahnya.
.
Cinta terus menantikan hari dimana, ia bisa
melihat kota jayapura.
.
Padahal jarak dari kampungnya ke kota dapat
ditempuh selama 2-3 jam.
tapi keterbatasannya (ekonomi dan budaya) ,
membuatnya tidak berani bermimpi keluar dari lingkungan kampungnya.
.
Harinya pun tiba,cinta bisa pergi ke kota.
Dengan cara dulu bapanya menuju ke kota,
begitupun ia bersama bapanya menumpang pick up.
.
sesampai seputaran waena, kendaraan mereka
terhambat karena ada sebuah aksi masa, Demostrasi oleh mahasiswa. Di lembaran
kertas dan atau kain yang di angkat tinggi bertuliskan
Lawan KOLONIALISME !
LAWAN KAPITALISME!
LAWAN IMPEARLISME !
TUTUP FREEPORT!
BERIKAN HAK PENENTUAN NASIB SENDIRI !
.
Cinta bingung , dan bertanya apakah pekerjaan
orang-orang di kota seperti ini?
Kenapa tidak ke kebun?
namun, ia masih saja terus tersenyum karena saat
itu adalah perjalanan pertamanya menuju kota , Port Numbay.ia menganggap bahwa
kalau itulah pekerjaan orang kota, mungkin di kampung berkebun, di kota seperti
ini.
.
senyumannya pun diberikan kepada semua orang
yang melihatnya atau justru memalingkan muka ketika melihatnya.
.
hingga tiba di rumah keluarganya di padang
bulan.
.
Keesokan harinya bapanya pulang ke kampung.
Cinta pun tinggal bersama keluarganya di padang
bulan.
.
Di kampungnya, cinta diajarkan untuk selalu
tersenyum kepada siapapun dan itulah yang terus di praktekkannya hingga
hari-harinya di kota.
.
Hari pertamanya kuliah pun , Ia selalu tersenyum
sama semua orang. Tapi senyuman itu membuat seorang mahasiswa lain terpanah.
Terpanah karena gugup diberikan senyuman itu.
Mahasiswa itu bernama mikarl.
mikarl menganggap senyuman itu sebagai senyuman
karena ketertarikan cinta kepadanya.
.
Mikarl pun setiap melihat cinta , pasti
berdebar-debar dan gementar. Sampai suatu ketika mikarl menceritakan hal tersebut
kepada teman-temannya bahwa cinta selama ini mengakagumi mikarl secara diam dan
sepertinya cinta ingin hidup bersamanya.
.
Cerita itupun tersebar di kampusnya dan menjadi
buah bibir di kalangan teman-teman cinta hingga ke telinganya.
Cinta dengan polosnya bingung dengan pernyataan
banyak orang terhadapnya, bahkan ia tidak mengenal mikarl secara dekat.
.
Akhirnya karena keresahan hati cinta, maka cinta
pun melaporkan hal ini kepada dosen pembimbing akademik, untuk bertanya kepada
mikarl kenapa hal ini bisa terjadi.
.
Keesokan harinya , mikarl dan cinta di
pertemukan di ruang kelas bersama dosen pembimbing akademik untuk dimintai
jawaban terkait isu yang berkembang.
Mikarl pun cerita bahwa , selama ini cinta
selalu tersenyum padanya sehingga menurutnya itu bukti rasa kagum cinta
kepadanya.
sedangkan cinta menjelaskan bahwa di kampungnya
hal pertama yang harus mereka lakukan sebelum berkata-kata dengan orang lain
adalah tersenyum kepada siapa saja. meskipun itu bukan orang yang berasal dari
kampunnya.
.
Pak dosen pun bertanya , mengapa mikarl bisa
mengambil kesimpulan demikian ?
Mikarl menjelaskan Di Film-film atau dan
sinetron di Televisi menceritakan jika ada lawan jenis yang senyum-senyum
kepada yang lainnya, itu menandakan bahwa ada perasaan lebih kepada orang
tersebut.
.
.
Nah ceritanya Cinta menjadi pengantar bahwa hari
ini, kebaikan atau kepolosannya justru dimaknai salah oleh mikarl.
mikarl adalah salah satu manusia yang telah lama
hidup di kota, dan dengan banyaknya kepentingan pemodal(Kapitalis) mampu
membuat mikarl memiliki cara berpikir yang baru.
.
kita lihat , cinta hidup 20 tahun tanpa menonton
TV sehingga kehidupannya hanya membayangkan aktivitas di kampungya , Sedangkan
mikarl terlarut dalam kepentingan pemodal (Kaptalisme) yang di bayangkan dan
dilakukan sesuai kepentingannya (konstruksi ) pemodal
.
jelas Hari ini, tanpa kita sadari, hampir semua
masyarakat di dunia menjadi sasaran empuknya kapitalis, begitupun papua.
Kapitalisme dengan kepentingan politik
-ekonominya mau memberikan informasi kepada setiap orang bahwa kehidupan yang
ideal adalah seperti ini dan itu. sehingga orang lebih fokus pada Hal itu tanpa
fokus pada hal-hal yang terjadi di sekitarnya, minyingkirkan budaya bahkan
mengkonstruksi budaya baru yang merengut kebebasan berpikir dari manusia itu
sendiri.
.
menanamkan budaya baru dilakukan kapitalis
melalui , media : stasiun TV, iklan -iklan bahkan di sekolah.
Hal ini untuk apa ?
Untuk kepentingan orang-orang tertentu.
contoh kita lihat :
Mikarl sering menonton Film-film dan sinetron
yang di dalamnya mempermaikan perasaan manusia itu sendiri lalu , perlahan
diberikan pemahaman baru bahwa manusia hari ini (kekinikinian) harus
berperilaku seperti ini, ketika ada yang tersenyum kepadamu ,lawan jenis maka
dia menyukaimu.
bahkan ditawarkan banyak sekali senyuman yang
dikontruksi oleh kapitalisme.
.
Penyatuan pemikiran inilah yang membuat banyak
sekali masyarakt terjebak dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.
Padahal Sinetron atau film adalah cerita yang
dikarang untuk kepentingan , penonton terus menyaksikan . Padahal karangan itu
berisikan hal yang tidak produktif untuk keberlangsungan hidup yang baik, namun
justru kebanyakan menyebarkan kesesatan dalam berpikir logis.
.
.
Begtu lah peran media dalam mengkonstruksi
setiap manusia hari ini. Jika Kita lihat di Indonesia pada saat Rezim soeharto
memerangi PKI (Partai Komunis Indonesia) , pemerintah mewajibkan setiap warga
negara untuk menyaksikan Film di bioskop tentang kebiadaban PKI disana
diceritakan bahwa anggota PKI harus dihabiskan karena melakukan tindakan
pembunuhan, kriminal , pemerkosaan dsb. Di Film tersebut menyebarkan kebencian
terhadap kelompok tersebut. [sumber , dokumenter Senyap]
.
Bahkan Gerwani (sayap perempuan PKI) di
permalukan lewat pemberitaan di Radio. Bahkan beberapa media cetak digunakan
sebagai alat rezim tersebut dalam mengkonstruksi pemikiran masyarakat, sehingga
nyatanya sampai hari ini, kebenaran peristiwa tahun 1965 tidak semua orang tau
kebenarannya. Bahkan yang tertulis di matapelajaran sejarah ? Menyebarkan
kebencian.
Itulah peran media, ketika di kendalikan
kapitalis.
.
Begitupun keadaan masyarakat papua Hari ini,
Media mengkontruksi setiap orang untuk berpikir positif untuk berpikir bahwa
dengan adanya pembangunan dapat menolong kehidupan masyarakat papua.
.
tapi kehidupan seperti apa yang lebih baik ?
ya, seperti yang dikonstruksikan lewat film-film
atau media lainnya.
Seperti di rumah harus memiliki sofa, kipas
angin, rumah bersemen supaya tidak di katakan miskin dsb. [realitasnya keluarga
Cinta]
.
Itulah kegagalan dalam memahami kehidupn seperti
yang harus diperjuangankan hari ini, kehidupan yang telah dikotori oleh kaum
kapitalis dengan 1001 kepentingan dan 10000000001 metodenya.
.
Kasus freeport sampai hari ini, belum banyak
orang yang tau tentang keadaan sosial -masyarakat keseluruhan semenjak
berdirinya freepot di papua. [kontrak karya 7 april Tahun 1967-kini]
.
Tidak banyak yang tau tentang keadaan
lingkungannya, tidak ada yang tau bahwa banyak kematian HAk Asasi Manusia
akibat kepentingan kapitalis di sana.
Masih sedikit yang peduli, Kenapa ?
Karena media menceritakan kebaikannya ,
Freeport. Bahkan Negara yang menjadi pintu masuknya kapitalis pun tidak ada
yang menentang dan mencaci maki negara.
Kenapa ?
karena di media mengatakan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) HArga Mati !!!!
.
Karena sudah terkontruksi bahwa orang papua akan
pintar(melalui pendidikan) jika Freeport terus beroperasi dan memberikan 1 %
atau CSR kepada masyarakat papua. lalu , Indonesia mendapatkan pajak, lalu dengan
bangganya bisa berkata bahwa Indonesia bisa sejahtera. Sejahtera?
Sejahtera di atas penderitaan rakyatnya, lalu
mengenyangkan perut-perut kapitalis lokal dan kapitalis lainnya.
Sejahtera di bawah debu dan air hujan yang
membasahi karena sudah tidak memiliki tanah untuk tinggal dan berkerja.
.
Bahkan itu dikontruksi melalui media sebesar
stasiun TV yang selalu memberikan informasi aktual dan terpercaya masyarakat
Indonesia , yang ada burung garuda/rajawali, beberapa bulan yang lalu bahwa
Freeport adalah salah satu jawaban dari keterpurukan masyarakat papua hari ini.
ada juga yang menggunakan seniman-seniman luar
biasa di Indonesia untuk terus mengkonstruksi bahwa Freeport adalah penyelamat
bangsa papua dari maslah ekonomi , budaya, pendidikan dsb.
.
Ada juga media -media nasional tidak
memberitakan kebiadapan freeport namun justru diam dan memberitakan hak-hak
yang tidak mendidik dan mengajak masyarakat untuk tidak berpikir kritis.
Untuk itu, Freeport terus beroperasi bahkan
kabarnya negara ini memperpanjang waktu kesepakan untuk mengloby kontrak
karyanya.
.
itulah luar biasanya Kapitalisme membuat semua
orang memiliki satu pandangan /pemahaman agar dapat digerakan dengan mudah oleh
pemilik modal.
.
Seperti Ceritanya cinta dengan polosnya hanya menyebarkan
senyuman karena itulah kebiasaan sosial yang membentuk kepribadiannya, namun
mikarl telah dibentuk kepribadiannya dari sitem kapitalisme melalui media masa.
.
Tidak ada komentar