Pace Djitmau pu Harta di Danau Ayamaru
Di suatu sore, akhir tahun 2015. Ada pertemuan di meja
pinang sekitaran kota sorong. penjual pinang lalu mematik diskusi dengan
mengatakan "seantero daerah Indonesia Barat dan Tengah telah terjadi
pembakaran hutan gambut oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab."
lalu seseorang yang ikut serta sebagai pembeli pinang disana
merespone pernyataan itu,"kasih biar to itu disana toh, bukan disini"
respone seorang pria parubaya yang sering di sapa pace Djitmau
"Bukan disini, trus ko mo diam saja kha?",
bentakan dari teman akrabnya pace Djitmau yang sering disapa pace kosong
delapan sambil mengunyah pinang. Pace kosong delapan, sebelumnya pernah
menempuh S-1 di Fakultas pertanian UGM, dan lulus sekitar tahun 2010 . Sebagai
lulusan dari fakultas pertanian membuat pace kosong delapan sudah punya banyak
informasi tentang keuntungan gambut dan bahaya pembakaran gambut. Pace kosong
delapan pu bentakan ke pace Djitmau bukan karena benci tapi karena sayang.
sayang karena pace kosong delapan mengetahui bahwa, pace Djitmau
pu kampung besar ,terdapat berhektar-hektar lahan gambut dan belum disentuh
seluruhnya, Danau ayamaru, Distrik ayamaru kabupaten sorong
selatan[sukandarrumidi, 2009]. Pace kosong delapan ingin pace Djitmau(pace
akut) jangan seolah-olah tidak peduli terhadap kasus pembakaran hutan gambut.
karena pace kosong delapan kawatirkan tak mengitung waktu yang lama pace akut
pu lahan gambut (tanah adat) menjadi sasaran berikutnya dari pelaku pembakaran
hutan yang tidak bertanggung jawab.
Pace aku tiba-tiba buang pinang dari dalam mulutnya, lalu
coba dengarkan dengan seksama tentang kegunaan dan bahaya pembakaran hutan
gambut yang disampaikan teman akrabnya itu.
Pace kosong delapan tidak banyak kasih ingat lagi, tapi
langsung diperintahakannya pace Djitmau pasang status di FB ,twitter dan medsos
lainnya , untuk ingatkan kesadaran melindungi hutan gambut yang ada di danau
ayamaru buat seluruh masyarakat papua, Dan menentang keras tentang pembakaran
hutan gambut di Indonesia. Sebab pace akut baru tau kalau gambut merupakan
kumpulan zat-zat organik dan anorganik yang sudah lama ditumpuk di tanah
melalui proses yang lama dan memiliki banyak kegunaan, seperti ; kesuburan
tanah , lalu informasi penting lainya gambut merupakan tingkatan awal sebelum
diproses oleh alam menjadi mineral batu
bara. Pace djit pikir keras , karena pace tiba-tiba sadar bahwa hutan gambut
ini merupakan harta leluhur masyarakat ayamaru untuk generasi selanjutnya.
setelah pasang status di media sosial, secepatnya pace akut
pamit pulang ke rumah, lalu menuju kabupaten sorong selatan untuk cek status
tanah adat di Danau Ayamaru. pace senang karena walaupun disekitaran tempat
gambut berbau tidak sedap, Namun status tanah adat disana relative aman dari
cengkraman pelaku pembakaran hutan gambut.
beberapa hari setelah
cek status tanah di danau ayamaru ,pace akut kembali ke kota sorong ,lalu
datang ke meja pinang tempat pace pertama kali dengar tentang hutan
gambut, sambil pace akut seka-seka kapur
di tangan , Pace akut minta maaf sudah kasar sama penjual pinang sore itu .
setelah minta maaf ,
Pace akut mengirimkan pesan melalui whattup (salah satu jenis media sosial) ke
pace kosong delapan untuk bertemu lagi, supaya bisa cerita-cerita tentang hutan
gambut, Apalagi ke masyarakat awam seperti pace Djitmau .Pace Djitmau juga
kasih saran untuk pace kosong delapan bisa berikan saran dan informasi lebih
kepada pemerintah untuk bisa jaga hutan gambut di kampungnya tercinta. Pace
akut juga punya harapan yang besar supaya semua lapisan masyarakat bisa
tingkatkan kepedulian terhadap hutan gambut dan mencoba membudidyakan gambut
melalui penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, dan mengembangkan bahan
alam ini dengan melibatkan masyaratkat ayamaru sehingga dapat saling
menguntungkan.
'Gambut adalah salah
satu bahan utama sebelum mejadi mineral batu bara. Untuk menjadi batu bara
dibutuhkan jutaan tahun , jika hutan gambut sia-sia dibakar oleh orang-orang
yang memiliki kepentingan pribadi kasihan harta leluhur yang ditinggalkan'
Amakane
[sumber : sukandarrumidi, 2009., Rekayasa Gambut . Briket
batubara , dan sampah organik., UGM press : yogyakarta]
Tidak ada komentar